Mendalami
Makna Basmalah
oleh Prof.Dr. M.Quraish Shihab
oleh Prof.Dr. M.Quraish Shihab
ALLAH
memulai kitab-Nya dengan basmalah, dan memerintahkan Nabi-Nya sejak dini pada
wahyu pertama untuk melakukan pembacaan dan semua aktivitas dengan nama Allah.
Iqra bismi rabbika, maka tidak keliru jika dikatakan basmalah merupakan pesan
pertama Allah kepada manusia; pesan agar manusia memulai setiap aktivitasnya
dengan nama Allah.
Memulai
dengan nama Allah adalah adab dan bimbingan pertama yang diwahyukan Allah kepda
Nabi-Nya: Iqra bismirabbika. Permulaan itu sesuai dengan kaidah utama ajaran
Islam yang menyatakan bahwa adalah al-Awal wa al-Akhir wa azh_zhahir wa
al-Bathin / Dia yang pertama dan Dia pula yang terakhir, Dia yang nampak dengan
jelas (bukti-bukti wujud-Nya) dan Dia pula yang Tersembunyi (tehadap siapapun
hakikat-Nya). Dia yang maha suci itu metrupakan wujud yang haq, yang
dari-Nya semua wujud memperoleh wujudnya, dan dari-Nya bermula semua yang
memilikim permulaan. Karena itu dengan nama-Nya segala sesuatu harus dimulai
dan dengan nama-Nya terlaksana setiap gerak dan arah.
Makna ba’yang dibaca bi pada
bismilah
Ba’atau(dibaca bi) yang
diterjemahkan dengan kata dengan mengandung satu kata atau kalimat yang
tidak terucapkan tetapi harus terlintas didalam benak ketika mengucapkan
Basmalah, yaitu kata “memulai”, sehingga Bismilah berarti “saya atau
kami memulai apa yang kami kerjakan ini –dalam konteks surah ini adalah membaca
ayat-ayat al-Qur’an – dengan nama Allah”. Dengan demikian, kalimat tersebut
menjadi semacam do’a atau pernyataan dari pengucap, bahwa ia memulai
pekerjaannya atas nama Allah. Atau dapat juga diartikan sebagai perintah dari
Allah (walaupun kalimat tersebut tidak berbentuk perintahyang menyatakan
“Mulailahpekerjaanmu dengan nama Allah”.
Apabila seseorang memulai suatu
pekerjaan dengan nama Allah atau atas nama-Nya, maka pekerjaan tersebut akan
menjadi baik, atau paling tidak, pengucapnya akan terhindar dari godaan nafsu,
dorongan ambisi atau kepentingan pribadi, sehingga apa yang dilakukannya tidak
akan mengakibatkan kerugian bagi orang lain, bahkan akan membawa manfaat bagi diri
pengucapnya, masyarakat, lingkungan, serta kemanusiaan seluruhnya.
Ada juga yangt mengaitkan kata bi
(dengan) dengtan memunculkan dalam benaknya ”kekuasaan”. Pengucap “basmalah”
seakan-akan berkata: “Dengan kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya pekerjaan yang
saya lakukan ini dapat terlaksana”. Pengucapnya ketika itu (seharusnya) sadar
bahwa tanpa kekuasaan Allah dan pertolongan-Nya apa yang sedang dikerjakannya
itu tidak akan berhasil. Dengan demikian, ia menyadari kelemahan dan
keterbatasan dirinya tetapi pada saat yang sama pula (Setelah menghayati arti
Basmalah ini), ia memiliki kekuatan dan rasa pecaya diri karena ketika itu dia
telah menyandarkan dirinya kepada Allah dan memohon bantuan Yang Maha Kuasa
itu.
Rasulullah saw. Bersabda : “Setiap
perbuatan yang penting yang tidak dimulai dengan ‘Bismillahirrahmanirrahim’
maka perbuatan tersebut cacat”.
Ketika membaca Basmalah dan memulai
suatu pekerjaan, apapun jenis pekerjaan itu, misalnya makan, minum, belajar,
berperang bahkan bergerak dan diam sekalipun, kesemuanya harus disadari bahwa
titik tolaknya dalah Allah swt. Dan bahwa ia dilakukan demi karena Akkah. Ia
tidak mungkin dapat terlaksana kecuali atas bantuan dan kekuasaan Allah swt.
Kesimpulannya adalah, setiap hal
yang diharapkan darinya keberkatan Allah atau dimaksudkan demi karena Allah,
maka disisipkan kata Isim, sedang bila dimaksudkan demi permohonan
kemudahan dan bantuan Allah maka kata yang digunakan langsung menyebut Allah /
Tuhan tanpa menyisipkan kata Isim. Dalam hadis nabi saw pun demikian itu
halnya. Salah satu do’a beliau adalah Allahuma bika nushbika wa numsi (Ya
Allah dengan Engkau kami memasuki waktu pagi dan petang) yakni dengan kekuasaan
dan iradat-Mu, kami memasukinya. Sebelum tidur beliau berdo’a Bismika
Allahuma Ahya Wa Amut/dengan nama-Mu Ya Allah aku tidur dan bangun yakni
demi karena Engkau aku hidup dan mati. Do’a ini sejalan dan semakna dengan
perintah-Nya: katakanlah : “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan
matiku hanyalah untuk Allah, tuhan semesta Alam” (QS al-An’am :162).
Oleh karena itu, ketika kita memulai
suatu pekerjaan dengan “nama” Allah, maka berdasarkan analisis diatas pekerjaan
tersebut diharapkan kekal disisi-Nya. Disini yang diharapkan kekal bukan
Allah-karena Dia adalah Maha Kekal, tetapi pekerjaan yang dilakukan itulah yang
kekal, dalam arti ganjaran yang kekal sehingga dapat diraih kelak di hari
kemudian. Memang banyak pekerjaan yang dilakukan seseorang, bahkan boleh jadi
pekerjaan besar, tetapi tidak berbekas sedikit pun serta tidak ada manfaatnya
bukan hanya diakhirat kelak, didunia pun dia tidak bermanfaat. Allah berfirman:
“Kami hadapi hasil karya merekakemudian kamijadikan ia (bagaikan) debu yang
berterbangan (sia-sia belaka)” (QS al-Furqan :23).
Penulisan kata “bismi” dalam
basmalah tidak menggunakan huruf “alif”, berbeda dengan kata yang sama pada
suroh Iqra’, yang tertulis dengan tata cara penulisan baku yakni menggunakan
huruf alif. Persoalan ini menjadi bahasan para pakar dan Ulama. Pakar tafsir
al-qurthubi berpendapat bahwa penulisan tanpa huruf Alif pada Basmalah
adalah karena pertimbangan praktis semata-mata. Kalimat ini sering ditulis dan
diucapkan, sehingga untuk mempersingkat tulisan ia ditulis tanpa Alif.
Rasyad Khalifah berpendapat bahwa
ditanggalkannya huruf “alif” pada Basmalah, agar jumlah huruf-huruf ayat ini
menjadi sembilan belas huruf, tidak dua puluh. Ini karena 19 mempunyai rahasia
yang berkaitan dengan al-Qur’an.
Makna kata Allah
Kata Allah merupakan nama
Tuhan yang paling populer. Apabila kita berkata ”Allah” maka apa yang kita
ucapkan itu, telah mencakup semua nama-nama-Nya yang lain. Disisi lain tidak
satupun dapat dinamai Allah, baik secara hakikat maupun mazaz, sedang
sifat-sifat-Nya yang lain, secara umum dapat bdikatakan bisa disandang oleh
makhluk-makhluk-Nya.
Dari segi makna dapat dikemukakan
bahwa kata Allah mencakup segala sifat-sifatnya, bakhan Dia lah yang menyandang
sifat-sifat tersebut.
Ar-Rahman ar-Rahim
Kata Ar-Rahman dan Ar-rahim berakar
dari kata rahim yang berarti rahmat. Ar-rahman digambarkan bahwa Tuhan
mencurahkan rahmat-Nya, sedang dengan ar-Rahim dinyatakan bahwa Dia
memiliki sifat rahmat yang melekat pada diri-Nya.
Ada juga Ulama yang mehami kata ar-Rahman
sebagai sifat Allah swt yang mencurahkan rahmat yang sementara di dunia,
sedang ar-Rahim adalah rahmat-Nya yang bersifat kekal.
Sementara Ulama menjelaskan makna
penggabungan kata Allah, ar-Rahman dan ar-Rahim dalam Basmalah. Menurutnya,
seseorang yang kalau bermaksud memohon pertolongan kepada Dia yang berhak
disembah serta Dia yang mencurahkan aneka nikmat , kecil dan besar, maka yang
bersangkutan menyebut nama teragung dari Dzat yang wajib wujudnya itu sebagai
pertanda kewajaran-Nya untuk dimintai. Selanjutnya menyebut sifat rahmat-Nya
(rahman) untuk menunjukan bahwa Dia wajar melimpahkan rahmat sekaligus wajar
dimintai pertolongan dalam amal-amal kebajikan karena yang demikian itu nikmat
rahmat.
Ketika
seseorang membaca Basmalah, seharusnya menghayati kekuatan dan kekuasaan Allah,
serta rahmat dan kasih sayang-Nya yang tercurah bagi seluruh makhluk. Kalau
demikian itu yang tertanam didalam jiwa, maka pasti nilai-nilai lihur terjelma
keluar dalam bentuk perbuatan, karena perbuatan merupakan cerminan dari suasana
kejiwaan.
Smber : http://anakwayan9.blogspot.com/2013/06/mendalami-makna-basmalah-dan-surah-al.html