REKONSTRUKSI ILMU TAFSIR
Versi Dr. Abdul Hayyi Al-Farmawiy Al Azhariy
(Al
Bidayah Fii Al-Tafsir Al-Maudhu’i)
Metode
Penafsiran Al-Qur’an :
Al-Farmawiy membagi metode penafsiran Al-Qur’an
(berdasarkan pendekatannya) kepada empat bagian yaitu;
- Metode Tahliliy, yaitu suatu metode yang menjelaskan makna-makna yang di kandung ayat Al-Qur’an yang urutannya disesuaikan dengan tertib ayat yang ada dalam mushhaf Al-Qur’an.
Metode Tahliliy di bagi menjadi 7 macam antara lain :
- Al Tafsir bil Ma’tsur.
Yaitu tafsir yang bersumber pada ayat Al-Qur’an
sendiri, atau yang dinukil dari Nabi Muhammad Saw, sahabat, maupun dari tabi’in.
Contoh; Jami’ Al-Bayan fi Tafsir
Al-Qur’an Karya Ibnu Jarir Ath-Thabariy (w.310 H).
- Al Tafsir bil Ra’yi.
Yaitu tafsir yang menggunakan ijtihad setelah
menguasai berbagai disiplin ilmu yang terkait.[1] Contoh;
Mafatih Al-Ghaib karya Fakhrur Raziy (w.606).
- Al Tafsir Al-Shufiy.
Yaitu tafsir yang menggunakan analisis
sufistik atau menakwilkan ayat Al-Qur’an dari sudut esoteric[2] atau
berdasarkan isyarat tersirat yang tampak oleh se-orang sufi dalam suluknya.
Contoh; Haqa’iq Al-Qur’an Karya Assulamiy (w.412 H).
- Al Tafsir Al-Fiqhiy.
Yaitu tafsir yang berkaitan dengan
ayat-ayat hukum. Contoh; Ahkam Al-Qur’an Karya Al-Jashshah (munculnya
tafsir ini bersamaan dengan madzhab fiqh), dan Rawa’ihul Bayan fii Tafsir
Ayat Al-Ahkam Karya Dr. Muhammad Ali As-Shabuni.
- Al Tafsir Al-Falsafiy.
Yaitu tafsir yang menggunakan analisis
disiplin ilmu-ilmu filsafat.[3] Contoh; Mafatih
Al-Ghaib karya Fakhrur Raziy (w.606).
- Al Tafsir Al-‘Ilmi.
Yaitu penafsiran yang menggali kandungan
Al-Qur’an berdasarkan Epistimologi (teori ilmu pengetahuan). Contoh; Al-Qur’an
wa Al-‘Ilmi Al-Hadits karya
‘Abdur Razzaq Nauval.[4]
- Al Tafsir Al-Adabiy Al-Ijtima’i.
Yaitu tafsir yang menitikberatkan penjelasannya
ayat Al-Qur’an dari segi ketelitian redaksinya kemudian menyusun kandungan ayat
tersebut dengan tujuan utama memaparkan tujuan Al-Qur’an. Contoh; Tafsir
Al-Manar Karya Sayyid Muhammad Rasyid Ridha.
- Metode Ijmaliy, yaitu menafsirkan ayat Al-Qur’an dengan cara mengemukakan makna ayat secara global, sistematikanya mengikuti urutan surat Al-Qur’an, sehingga makna-maknanya saling berhububgan. Dalam metode ini, mufassir juga meneliti, mengkaji, dan menyajikan asbab al-nuzul ayat dengan meneliti hadits yang berhubungan dengannya, sejarah dan atsar dari salaf as-shalih. Contoh; Tafsir Al-Qur’an Al-Karim karya Muhammad Farid Wajdi.
- Metode Muqaran, yaitu menafsirkan ayat dengan cara perbandingan.
Perbandingan ini dalam tiga hal;
- Perbandingan antar ayat Al-Qur’an, contoh; Durrah Al-Tanzil wa Ghurrah Al-Ta’wil karya Al-Iskafiy.
- Perbandingan ayat Al-Qur’an dengan Hadits, dan
- Perbandingan penafsiran antar mufassir, contoh; Al_jami’li Ahkam Al-Qur’an Karya Ibnu Jarir Al-Qurthubiy.
- Metode Maudhu’I, yaitu menafsirkan ayat Al-Qur’an secara tematis.[5] Metode ini mempunyai dua bentuk;
- Membahas satu surat Al-Qur’an dengan menghubungkan maksut antar ayat serta pengertiannya secara konprehensif (menyeluruh). Dengan metode ini ayat tampil dalam bentuknya yang utuh. Contohnya; Al Tafsir Al Wadhih Karya Muhammad Mahmud Al-Hija’i.
- Menghimpun ayat Al-Qur’an yang mempunyai kesamaan arah dan tema, kemudian di analisis dan dari sanalah ditarik kesimpulan. Biasanya, model ini diletakkan di bawah pembahasan tertentu. Contoh; Al-Mar’ah fi Al-Qur’an karya ‘Abbas Mahmud Al-Aqqad.
Sumber
: Islah Gusmian, Khazanah Tafsir
Indonesia Dari Hermeneotika hingga Ideologi, Cet-I, (Jakarta: Penerbit
Teraju, 2003), hal. 113-115
REKONSTRUKSI ILMU TAFSIR
Versi Dr. Nashruddin Baidan
Bentuk Tafsir :
- Tafsir Bil Ma’tsur/Naqliyah (riwayah),
- Tafsir Bil Ra’yi/’Aqli/Dirayah (rasional)
Metode
Tafsir :
- Analisis (tahliliy)
- Global (ijmaliy)
- Komparatif (muqaran)
- Tematik (maudhu’iy)
Corak
Tafsir :
- Tasawuf
- Fiqh (hukmiyah)
- falsafiy
- Kombinasi
- Social Kemasyarakatan, dan lain-lain.
ibid Hal.
118
[1] Imam As-Suyuthi menyebut ilmu
disiplin itu sebanyak 15 yaitu, Ilmu Lughah [bahasa], Ilmu Nahwu, Ilmu Tashrif,
Ilmu Isytaq, Ilmu Ma’aniy, Ilmu Badi’, Ilmu Qira’at, Ilmu Ushuluddin, Ilmu
Ushul Fiqh, Ilmu Asbab an-Nuzul, Ilmu Nasakh-Mansukh, Ilmu Fiqh, Ilmu Hadits,
Ilmu al-Muhabah [ilmu yang diberikan oleh Allah Swt, kepada yang mengamalkan apa yang diketahui.
Lihat As-Suyuthi, Al-Itqan fi Ulum Al-Qur’an
[2] Esoteric : Bersifat Khusus
(Rahasia), hanya diketahui dan difahami oleh beberapa orang tertentu.
[3] Tafsir model ini muncul setelah
dimasa ‘Abbasyiyah terjalin hubungan antara umat islam dengan Persia, Yunani,
dan India serta terjemahkannya berbagai buku.
[4] Jenis tafsir ini muncul secara
fragmentasi dalam kitab-kitab Tafsir Al-Ra’yi, khususnya ketika membahas
ayat-ayat kauniyah.
[5] Sebagai metode spesifik menurut
Al-Farmawiy, Metode Maudhu’i ini di perkenalkan oleh Dr. Ahmad Al-Sayyid
Al-Qummiy, (ketua jurusan tafsir di Universitas Al-Azhar).
0 komentar:
Posting Komentar