KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan nikmat kepada kita semua dan shalawat beserta salam senantiasa kita
curahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabat serta
para pengikutnya yang senantiasa pada sunnahnya pada akhir zaman. Amin Ya Rabbal„ Alamin.
Dalam sebuah
pendidikan tentunya terdapat sebuah subyek, obyek dan sarana-sarana lain yang
sekiranya dapat membantu terselenggaranya sebuah pendidikan. Allah SWT telah
memerintahkan kepada Rasul-Nya yang mulia, di dalam ayat-ayat yang jelas ini,
agar dia memberikan peringatkan kepada keluarga dan sanak kerabat terlebih
dahulu kemudian kepada seluruh umat manusia agar tidak seorang pun yang
overtrofektive (berprasangka jelek) kepada nabi, keluarga dan sanak
kerabatnya. Jika dia memulai dengan memberikan peringatan kepada kelurga dan
sanak kerabatnya, maka hal itu akan lebih bermanfaat dan seruannya akan lebih
berhasil. Allah juga menyuruh agar bersikap tawadhu kepada pengikut-pengikut yang
beriman, bersikap baik kepada mereka, dan ikut menggung kesusahan yang mereka
mau menerima nasehatUcapan terimakasih kami ucapkan kepada :
1.
Ibu dan Bapak yang senantiasa mengiringi langkah kami dengan do’a dan
dukungannya.
2.
Moh. Inzah, M.Pd.I selaku Dosen
Pembimbing Mata Kuliah Tafsir Tarbawi.
3.
Rekan-rekan sesama mahasiswa Jurusan PAI Fakultas Tarbiah Institut Zainul Hasan
Genggong Kraksaan Probolinggo.
Pemakalah menyadari, makalah ini sangat
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa terbuka menerima masukan
untuk perbaikan makalah ini. Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat membantu
kelancaran kuliah kami khususnya, dan perkuliahan Tafsir Tarbawi. Amin!
Kraksaan, 09
Januari 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................. 1
DAFTAR ISI ............................................................................................. 2
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 3
B. Rumusan
Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan
Penulisan ............................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN
A.
Ayat Pembahasan Qs. Al-Tahrim ayat 06 4
B.
Mufradat al-Lughawiyah 7
C.
Asbab al-Nuzul 8
D.
Penjelasan Ayat (Syarh) 9
E. Analisa
Pembahasan 15
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan ..................................................................................... 16
B.
Kritik dan
saran ............................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam sebuah pendidikan tentunya terdapat sebuah
subyek, obyek dan sarana-sarana lain yang sekiranya dapat membantu
terselenggaranya sebuah pendidikan. Allah SWT telah memerintahkan kepada
Rasul-Nya yang mulia, di dalam ayat-ayat yang jelas ini, agar dia memberikan
peringatkan kepada keluarga dan sanak kerabat dulu kemudian kepada seluruh umat
manusia agar tidak seorang pun yang berprasangka jelek kepada nabi, keluarga
dan sanak kerabatnya.
Jika dia memulai dengan memberikan peringatan kepada
kelurga dan sanak kerabatnya, maka hal itu akan lebih bermanfaat dan seruannya
akan lebih berhasil. Allah juga menyuruh agar bersikap tawadhu kepada
pengikut-pengikut yang beriman, bersikap baik kepada mereka, dan ikut menggung
kesusahan yang mereka mau menerima nasehat. Dalam makalah ini pemakalah akan
sedikit membahas terkait dengan obyek Pendidikan berdasarkan Al Qur’an. Yang
terkandung dalam QS At Tahrim Ayat 6.
B.
Rumusan Masalah
1. Siapakah obyek pendidikan berdasarkan QS
Al-Tahrim Ayat 6.?
C.
Tujuan Penulisan
2. Untuk mengetahui obyek pendidikan
berdasarkan QS. Al-Tahrim ayat 6.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Ayat Pembahasan Qs. Al-Tahrim : 6
Dalam sebuah pendidikan tentunya terdapat ilmu
pengetahuan, adanya tujuan pendidikan, subjek pendidikan, metode pengajaran dan
tentunya terdapat objek pendidikan pula. Dalam objek pendidikan telah terserat
dalam Al Qur’an, yaitu dalam surat Al Tahrim ayat 6 sebagai berikut :
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ
وَٱلۡحِجَارَةُ ... ٦
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan
batu…” (Qs. Al-Tahrim : 06)
Al-Qur’an yang terbagi 30 Juz, 114 surat dan +- 6666 ayat,
lafal-lafal ini terulang sebanyak, yang berada dibawah ini;
قُوْا Diulang
1x (Qs. al-Tahrim : 6)
أَنْفُسَكُمْ Diulang
17x
أَهْلُDiulang 8x
أَنْفُسَكُمُ Diulang
1x (6:93) أَهْلِ Diulang 24x
أَنْفُسُكُمُ Diulang
1x (2:87) أَهْلُهُ Diulang 1x (2: 196)
أَنْفُسِكُمْ Diulang
23x أَهْلِهِ Diulang 12x
أَنْفُسِكُمُ Diulang
1x (3:168) أَهْلِيْكُمْ Diulang 2x (5:89) dan (66:6).
نَارَ Diulangi 14x
نَاسُ
Diulangi 41x
حِجَارَةًDiulangi 5x
نَارُ Diulangi 28x نَاسَ Diulangi 47x حِجَارَةُDiulangi 2x
نَارٌ Diulangi 4x نَاسِ Diulangi 152x حِجَارَةِDiulangi1x (2:74)
نَارِ Diulangi 73x حِجَارَةٍDiulangi 1x (105:4)
نَارٍ Diulangi 5x
Begipula dengan
arti/makna lafal نار (yang memiliki
tiga arti, Cahaya-Api Peperangan-Api)
1.
Cahaya, makna ini tersebut dalam ayat, (Qs. Thaha : 10) dan (Qs.
al-Qashash : 29).
Artinya
: “Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya:
"Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api,
mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan
mendapat petunjuk di tempat api itu". (Qs. Thaha : 10). Maka tatkala Musa telah menyelesaikan waktu yang
ditentukan dan dia berangkat dengan keluarganya, dilihatnyalah api di
lereng gunung ia berkata kepada keluarganya: "Tunggulah (di sini),
sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa suatu
berita kepadamu dari (tempat) api itu atau (membawa) sesuluh api,
agar kamu dapat menghangatkan badan". (Qs. al-Qashash :
29). yakni aku melihat
cahaya.
2.
Api Peperangan, makna ini tersebut dalam ayat, (Qs. al-Ma’idah : 64)
Orang-orang
Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu” (maksudnya, ialah kikir)
sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu (maksudnya, Kalimat-kalimat ini adalah
kutukan dari Allah terhadap orang-orang Yahudi berarti bahwa mereka akan
terbelenggu di bawah kekuasaan bangsa-bangsa lain selama di dunia dan akan
disiksa dengan belenggu neraka di akhirat kelak) dan merekalah yang dila'nat disebabkan apa yang telah
mereka katakan itu. (Tidak
demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana
Dia kehendaki. Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu
sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di
antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara
mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah
memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai
orang-orang yang membuat kerusakan. (Qs. al-Ma’idah : 64). yakni setiap mereka bermufakat untuk memerangi Rasulullah Saw, namun Allah
Swt membuyarkan (menggagalkan keinginan) mereka untuk membunuh Nabi.
3.
Makna Api itu sendiri, makna ini tersebut dalam ayat, (Qs. Ali-Imran : 131)
dan (Qs. al-Anbiya’ : 69)
Dan peliharalah
dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. (Qs. Ali-Imran :
131) dan Kami berfirman:
"Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi
Ibrahim"(Qs. al-Anbiya’ : 69), yakni makna Api itu sendiri.
Serta arti/makna
lafal ناس (yang memiliki sepuluh arti secara khusus, pertama Nabi
Muhammad Saw, seseorang bernama Na’im/Nu’im bin Mas’ud al-Asyja’i, Para Nabi,
Orang-orang yang beriman, orang-orang yang beriman kepada Kitab Taurat, Bani
Isra’il, Penumpang kapal Nabi Nuh.as., Penduduk Mesir, Penduduk Mekkah, dan
Seluruh Manusia).
1.
Nabi Muhammad Saw, makna ini tersebut dalam ayat (Qs. an-Nisa : 54), yakni
tertuju kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
2.
Seorang bernama Nu’im/Na’im bin Mas’ud al-Asyja’iy, makna ini tersebut dalam ayat (Qs. Ali Imran : 137).
3.
Para Nabi, makna ini tersebut dalam ayat (Qs. al-Baqarah : 143),
yakni atas para Nabi dan Rasul.
4.
Orang-orang yang beriman, tiga ayat yang
menyebut kandungan makna ini, (Qs. al-Baqarah : 161, Ali Imran : 87, dan 97),
manusia dalam ayat-ayat ini adalah orang-orang beriman saja.
5.
Orang-orang yang beriman kepada Kitab
Taurat, makna ini tersebut dalam ayat
(Qs. al-Baqarah : 13), yakni orang-orang yang beriman kepada kitab Taurat.
6.
Bani Isra’il, makna ini
tersebut dalam ayat (Qs. al-Imran : 79 dan al-Ma’idah : 116), yakni tertuju
kepada kaum Bani Isra’il.
7.
Penumpang Kapal Nabi Nuh, as., makna ini
tersebut dalam ayat (Qs. al-Baqarah : 213 dan Yunus : 19), yakni orang-orang
yang menaiki kapal Nabi Nuh saja.
8.
Penduduk Mesir, makna ini tersebut dalam ayat (Qs. Yusuf : 46 dan 49,
serta Thaha : 59). Kata “Manusia” dan “orang-orang” yang disebutkan dalam
ayat-ayat ini maksudnya adalah Penduduk Mesir.
9.
Penduduk Mekah, makna ini tersebut dalam (Qs. Yusuf : 23, al-Isra’ : 60
dan an-Naml : 82) yang tertuju kepada Penduduk Mekah.
10. Seluruh Manusia, makna ini tersebut
dalam ayat (Qs. an-Nisa’ : 1 dan al-Hujurat : 13), yakni seluruh umat Manusia.
B.
Mufradat al-Lughawiyah
(قوا أنفسكم وأهليكم نارًا)
إجعلوا لأنفسكم وقاية من النار بترك المعاصي
وفعل الطاعات ، واحملوا أهليكم على ذلك بالنصح والتأديب (وقودهَا)
ماتوقدبه النار .
Artinya
: “(Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka) jagalah dirimu
dari siksa neraka dengan cara meninggalkan maksiat serta mengerjakan keta’atan,
dan bertanggung jawablah kepada keluargamu atas hal itu dengan nasehat dan
didiklah (dan jagalah mereka) atas sesuatu yang dapat menyalakan api
neraka.
Dalam ayat ini terdapat lafadz perintah berupa fi’il
amr yang secara langsung dan tegas, yakni lafadz (peliharalah/ jagalah),
hal ini dimaksudkan bahwa kewajiban setiap orang Mu’min salah satunya adalah
menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari siksa neraka.
Dalam hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw :
عَنْ
ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ
أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ
وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ
رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا
فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ ... رواه
مسلم.
Artinya : Dari Ibnu
Umar RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau telah bersabda, "Setiap orang
dari kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai pertanggungan jawab
terhadap apa yang di pimpinnya. Seorang raja adalah pemimpin bagi rakyatnya dan
ia akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang suami
adalah pemimpin bagi anggota keluarganya dan ia akan dimintai
pertanggunganjawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang istri adalah pemimpin
bagi rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan ia akan dimintai pertanggungan
jawab atas apa yang dipimpinnya. Seorang hamba sahaya adalah pemimpin bagi
harta tuannya dan ia akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang
dipimpinnya. Ketahuilah bahwa setiap orang dari kalian adalah pemimpin dan
setiap kalian akan dimintai pertanggungan jawab atas apa yang dipimpinnya."
(Hr. Imam Muslim No. 1206).
C.
Asbab al-Nuzul
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hal ini, dia
mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan
kepada kami Abdur Rahman ibnu Sinan Al-Minqari, telah menceritakan kepada kami
Abdul Aziz (yakni Ibnu Abu Daud) yang mengatakan bahwa telah sampai
kepadaku bahwa Rasulullah Saw. membaca ayat ini, yaitu firman-Nya: Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu. (At-Tahrim: 6) sedangkan di hadapan
beliau terdapat para sahabatnya yang di antara mereka terdapat seorang yang
sudah lanjut usianya, lalu orang tua itu bertanya, "Wahai Rasulullah,
apakah batu Jahanam sama dengan batu dunia?" Nabi Saw. menjawab:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَصَخرة مِنْ صَخْرِ
جَهَنَّمَ أعظمُ مِنْ جبَال الدُّنْيَا كُلِّهَا
“Demi Tuhan yang jiwaku
berada di dalam genggaman-Nya, sesungguhnya sebuah batu Jahanam lebih besar
daripada semua gunung yang ada di dunia”.
Lalu
orang tua itu jatuh pingsan karena mendengarnya, maka Nabi Saw. meletakkan
tangannya di jantung orang tua itu dan ternyata masih berdegup, berarti dia
masih hidup. Maka beliau Saw. menyerunya (menyadarkannya) seraya
bersabda, "Hai orang tua, katakanlah, 'Tidak ada Tuhan yang berhak
disembah selain Allah'." Maka orang tua itu membacanya sepuluh kali,
dan Nabi Saw. menyampaikan berita gembira masuk surga kepadanya. Maka para
sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah di antara kita?"
Rasulullah Saw. mengiakan dan beliau membaca firman-Nya:
... ذَٰلِكَ
لِمَنۡ خَافَ مَقَامِي وَخَافَ وَعِيدِ ١٤
Yang
demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang
takut (akan menghadap) kehadirat-Ku dan takut kepada ancaman-Ku. (Ibrahim:
14). Hadis ini mursal lagi gharib.
D.
Penjelasan Ayat (Syarh)
1. Tafsir al-Kasysyaf al-Zamakhsyari.
(قوا أنفسكم)
بترك المعاصي وفعل الطاعات. (وأهليكم)
بأن تأخذوهم بما تأخذوهم به أنفسكم , وفي الحديثِ
رحم الله رجلا قال : ياأهلاه صلاتكم صيامكم زكاتكم مسكينكم يتيمكم جرانكم لعلّ
الله يجمعهم معه في الجنة .
Artinya
: “(Peliharalah dirimu) yakni dengan meninggalkan maksiat dan mengerjakan
keta’atan (dan keluargamu) yakni dengan memperlakukan mereka sebagaimana
memperlakukan diri kalian” dalam sebuah hadits (pendapat Zayla’i Gharib)
berkata : wahai keluarga kalian, shalat kalian, puasa kalian, zakat kalian,
orang miskin kalian, anak-anak yatim kalian, tetangga kalian mudah-mudahan
Allah Swt mengumpulkan mereka semua bersama kalian di dalam surga-Nya Allah
Swt.”
2. Al-Tafsir al-Munir Fii al-Aqidah Wa
al-Syari’ah Wa al-Minhaj.
Artinya : “ (Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka) Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah dirimu kepada Allah dan Rasul-Nya, didiklah
dirimu serta keluargamu ajarilah mereka, serta hati-hatilah terhadap
siksa api neraka, jagalah mereka dengan melaksanakan apa yang telah
diperintahkan oleh Allah dan menjauhi apa yang telah dilarang-Nya, ajarilah
keluargamu , perintahkan mereka untuk taat kepada allah, dan cegahlah mereka untuk berma’siat
kepada Allah…
3. Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim/Tafsir Ibnu
Katsir dan Tafsir al-Thabari.
قال سفيان الثورى عن منصور عن رجلٍ عن على بن أبى
طالب رضى الله عنه فى قوله تعالى :) قوا
أنفسكم وأهليكم نارًا( يقول : أدبوهم ،علّموهم .
Artinya : “Sufyan al-Tsauri telah meriwayatkan dari
Mansur, dari seorang laki-laki dari Ali bin Abu Talib r.a. sehubungan dengan
makna firman-Nya: (Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka)
Makna yang dimaksud ialah didiklah mereka dan ajarilah mereka. Al-Thabari “Ajarilah mereka sedikit demi sedikit (secara
perlahan-lahan dan dengan cara lemah-lembut)”.
قال مجَاهد فى قوله تعالى : )قوا أنفسكم وأهليكم نارًا(
يقول : إتقوا الله وأوصوا أهليكم بتقوى الله .
Artinya : “Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: (Peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka) Yaitu bertakwalah kamu kepada Allah
dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk bertakwa kepada Allah.
4.
Nida’atu al-Rahman Li Ahli al-Iman.
Ali bin Abu Thalhah telah meriwayatkan dari Ibnu
Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: (Peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka) yaitu perbanyaklah keta’atan kepada Allah Swt, takutlah
dari maksiat kepada Allah Swt, serta ajaklah keluargamu untuk berdzikir kepada
Allah Swt, karena hal itulah yang akan menyelamatkanmu dari api neraka.
Qatadah mengatakan bahwa engkau perintahkan mereka
untuk taat kepada Allah dan engkau cegah mereka dari perbuatan durhaka terhadapNya.
Dan hendaklah engkau tegakkan terhadap mereka perintah
Allah dan engkau anjurkan mereka untuk mengerjakannya serta engkau bantu mereka
untuk mengamalkannya. Dan apabila engkau melihat di kalangan mereka terdapat
suatu perbuatan maksiat terhadap Allah, maka engkau harus cegah mereka darinya
dan engkau larang mereka melakukannya.
Muqatil berkata : “ayat tersebut bertujuan supaya
seorang muslim mendidik dirinya dan keluarganya, menyuruh mereka berbuat baik,
melarang mengerjakan keburukan, serta ia bersama-sama mereka mengerjakan
perintah Allah Swt membantu mereka dalam urusan ketakwaan kepada Allah Swr.”
Semakna dengan ayat ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Samuroh
bin Jundub yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:
مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ
سَبْعَ سِنِينَ، فَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا
Artinya : “Perintahkanlah
kepada anak untuk mengerjakan shalat bila usianya mencapai tujuh tahun; dan
apabila usianya mencapai sepuluh tahun, maka pukullah dia karena
meninggalkannya”.
5. Tanwir al-Miqbas Min Tafsir Ibnu ‘Abbas
(قوا أنفسكم) ادفعوا عن أنفسكم وقومكم (وأهليكم)
وأولادكم ونسائكم (نارًا)
يقول أدّبوهم وعلِّموهم الخيرتقوهم بذلك نارًا (وقودها)
حطبها (الناس
والحجارة)
حجارة الكبريت وهي أشدّ الأشياء حـرًا
.
Artinya
: “(Peliharalah dirimu) yakni cegahlah diri kalian, kaum (golongan-penj)
serta (keluarga) yakni anak-anak dan istri-istri kalian dari (api) neraka.
Maksudnya ajaklah mereka dan ajarilah kepada kebaikan yang bisa menyelamatkan
mereka itu dari api neraka. Yang (bahan bakarnya) dari (manusia dan
batu) yakni batu korek (batu yang mudah terbakar_ biasanya cukup dengan digesek-gesekkan-Penj)
ialah batu tersebut merupakan sesuatu yang sangat panas.
6. Al-Durru al-Mantsur Fii al-Tafsiri bi al-Ma’tsur.
أخرج عبد الرّزّاق والفريابيُّ وسعيد بن منصور
وعبدُبن حُميدٍ وإبن جرير وإبن المنذير والحاكِم وصحّحه والبيحقىُّ فى
"المدخل" عن على بن أبى طالب فى قوله تعالى :) قوا
أنفسكم وأهليكم نارًا( قال : علموا أنفُسَكم وأهليكُم الخـير وأدِّبوهم
. وأخرج عبدُ بن حميد
عن مجاهد فى قول تعالى : أوصوا أهليكم بتقوى اللهِ.
Artinya : “Diriwayatkan dari Abdur Razzaq, al-Faryabi,
dan Sa’id bin Manshur, dan Abdu bin Humaid, dan Ibnu Jarir, dan Ibnu Mundzir
dan al-Hakim (menilai shahih), Imam al-Baihaqi (dalam kitab
al-Madkhal), dari Ali bin Abi Thalib r.a menafsirkan dalam firman Allah Swt:
(Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka) Sahabat Ali berkata
: ajarilah diri kalian dan keluarga kalian kepada kebaikan serta didiklah
mereka.
7. Syekh al-Azhar, Dr. Muhammad
Sayyid Thanthawy, al-Tafsir al-Wasith li al-Qur’an al-Karim, (Bairut :
Dar al-Sa’adah,tt), hal. 476.
وقوله تعالى (قوا...)
أمر من الوقاية .
والمعنى : يامن اَمنتم بالله تعالى – حقّ الإيمان ،
أبعدوا أنفسكم عن النارعن طريق فعل الحسنات ، واجتناب السيّـئات، وأبعدوا أهليكم
أيضًا عنها ، عن طريق نصحهم وإرشادهم وأمرهم بالمعروف ونهيهم عن المنكر .
Artinya
: “ (Peliharalah...) fi’il amr dari lafal وقايةfi'il madhinya وقى
– يقى . maksudnya, wahai orang-orang yang
beriman kepada Allah Swt, dengan iman yang haq (benar-benar beriman-penj),
jauhilah diri kalian dari api neraka dengan cara berbuat baik dan jauhilah
perbuatan yang buruk, serta jauhkanlah keluarga kalian juga dari neraka, dengan
cara menasehati, menunjukkan, dan menyuruh mereka berbuat kepada kebaikan dan
mencegahnya dari kemungkaran.
وقوله :
(وقودها الناس والحجارة) أي
: هذه النار لاتوقد كما يوقد غيرها بالحطب وما يشبهها ، وإنما مادة اشتعالها تتكون
من الناس الذين كانوا فى الدنيا يشركون مع الله تعالى ، اَلهة أخرى فى العبادة ،
ومن الحجارة التى كانت تعبد من الدونه تعالى .
Artinya
: “(yang bahan bakarnya manusia dan batu), yakni neraka ini tidak hidup
sebagaimana yang lain bisa menyala dengan kayu bakar atau yang lainnya. Hanya
saja yang menghidupkan mereka terdiri dari manusia yang didunia menyekutukan
Swt, dengan tuhan yang lain dalam ibadahnya serta dari batu yang beribadah
kepada selain Allah Swt.
8. Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, Tafsir
al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an.
قوا
أنفسكم (peliharalah
diri kamu) antara lain dengan meneladani Nabi Saw,
dan pelihara juga وأهليكم (keluarga
kamu) yakni istri, anak-anak, dan seluruh yang
berada di bawah tanggung jawab kamu
dengan membimbing dan mendidik mereka agar kamu semua terhindar dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia-manusia yang kafir dan
juga batu-batu antara lain yang dijadikan berhala-berhala.
Ayat
diatas menggambarkan bahwa dakwah dan pendidikan harus bermula dari rumah. Ayat
diatas walau secara redaksional tertuju kepada kaum pria (ayah) tetapi
itu bukan berarti hanya tertuju kepada mereka. Ayat ini tertuju kepada
perempuan dan laki-laki (ayah dan ibu)
sebagaimana ayat-ayat yang serupa (misalnya ayat yang memerintakan
berpuasa) yang juga tertuju kepada keduanya. Ini berarti kedua orang tua
bertanggung jawab terhadap ana-anak dan juga pasangan masing-masing sebagaimana
masing-masing bertanggung jawab atas kelakuannya. Ayah atau ibu sendiri tidak
cukup untuk menciptakan satu rumah tangga yang diliputi oleh nilai-nilai Agama
serta dinaungi oleh hubungan yang harmonis.
E.
Analisa Pembahasan
Dari
penelasan diatas mengenai subyek pendidikan yang di kaji melalui beberapa
literature (Tafsir dan Hadits) dapat di analis bahwa perintah dari ayat
tersebut “Hai orang-orang
yang beriman! Peliharalah diri kalian dan keluarga kalian” yang mana hal itu di arahkan dengan mengarahkan mereka kepada jalan
ketaatan kepada Allah, dan juga kita sebagai pemimpin harus mempunya jiwa yang
ikhlas dan juga merasa memiliki suatu kewajiban terhadap keluarga untuk
mendidik (anak, istri, kerabat bahkan kepada budak sekalipun) dan
seluruh kaum muslimin untuk mengajak mereka semua kepada jalan yang lurus (taat
kepada perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya). Dan
maksud dari firman Allah : “dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia” manusia yang di maksud adalah orang-orang kafir (dan batu) seperti
berhala-berhala yang mereka sembah adalah sebagian dari bahan bakar neraka itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Qs. Al-Tahrim menjelaskan
tentang penting dan wajibnya suatu pendidikan obyek sasarannya yang meliputi
diri kita sendiri, anak, istri,
kerabat, kaum muslimin, bahkan budak-budak sekalipun untuk menjaga (memelihara)
mereka semua dari siksa api neraka yang bahan bakarnya dari bebatuan (patung-patung
sesembahan orang kafir ) dengan cara menaati perintah Allah dan Rasul-Nya dengan menjauhi
maksiat serta memperbanyak dzikir dan shalawat.
Pelajaran yang dapat di ambil dalam Qs. al-Tahrim ayat 6,
antara lain :
1. Perintah
Taqwa Kepada Allah SWT dan berdakwah
2. Dakwah
dan pendidikan harus bermula di rumah.
3. Kedua
orangtua bertanggung jawab terhadap anak-anak dan juga pasangan masing-masing
sebagaimana masing-masing bertanggungjawab atas kelakuannya.
4. Anjuran
menyelamatkan diri dan keluarga dari api neraka.
5. Pentingnya
pendidikan islam sejak dini.
B.
Kritik dan Saran
Dari
beberapa penjelasan di atas pemakalah pasti tidak lepas dari kesalahan
penulisan dan rangkaian kalimat. Dan kami sebagai penyusun makalah ini
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang
diharapkan para pembaca, khususnya pembimbing mata kuliah Tafsir Tarbawi. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya konstruktif (membangun),
agar dapat dibuat acuan dalam terselesainya makalah kami yang berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
Al-Karim.
Abdullah bin Abbas, 1992. Tanwir
al-Miqbas Min Tafsiri Ibnu ‘Abbas. Libanon : Dar al-Kutub al-Islamiyah.
Cet-1. Juz 1.
Al-Qurtubi, Abi Abdullah Muhammad
bin Ahmad bin Abi Bakr. 2006. al-Jami’ Liahkami al-Qur’an Wa al-Mubayyinu
Lima Tadlammanahu Min al-Sunnati Wa Ayil Qur’an, Cet-1, Libanon : Muassasah
al-Risalah. Juz 21. Pentahqiq
: Dr. Abdullah bin Abdul Muhsin al-Turqy.
Al-Suyuthi, Jalaluddin bin
Abdurrahman. 2003.
al-Durru al-Mansur Fii al-Tafsiri bil Ma’tsur. Qahirah : Markaz
al-‘Arabiyah. Cet-1. Juz 14.
________, 2012. Al-Itqan
Fii Ulum al-Qur’an, Bairut : Dar al-Kutub al-Ilmiyah. Cet-2. Juz 2.
Al-Thabari, Ibnu Jarir.
1994. Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wili Ayil Qur’an, Cet-1. Bairut : Muassasah
al-Risalah. Juz 7. Pentahqiq
: Dr. Basyar ‘Iwad Ma’ruf.
Al-Zamakhsyari,
Jarullah Abi al-Qasim Mahmud bin Umar. 1998. Tafsir al-Kasysyaf ‘an Haqaiq
al-Tanzil wa ‘Uyun al-Aqawil Fii Wujuh al-takwil. Beirut : Dar al-Ma’rifah.
Cet-3. Juz 1.
Al-Zuhaili, Wahbah.
2009. al-Tafsir al-Munir Fii al-Aqidah Was Syari’ah Wal Minhaj. Cet-10.
Bairut : Dar al-Fikr. Juz 28.
Buhairi, Syekh
Muhammad Abdul Athi’. tt. Nida’ al-Rahman Li Ahli al-Iman. Kairo :
al-Maktabah al-Taufiqiyah. Terj- H. Abdurrahman Kasdi, Lc,. M.S.I dan Hj. Umna
Farida, Lc., M.A., Tafsir Ayat-ayat Yaa Ayyuhal-Ladzina Amanuu, Jakarta
: Pustaka al-Kautsar. 2005. Jilid 2.
Ibnu Katsir
al-Dimasyqi, Abi al-Fida’ Isma’il bin ‘Umar. 1997. Tafsir al-Qur’an
al-‘Adzim. Cet-2. Bairut : Dar al-Thayyibah.
Juz 8. Pentahqiq
: Syekh
Sami bin Muhammad al-Salamah.
Shihab, Prof. Dr.
M. Quraish. 2006. Tafsir Al-Misbah : Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an.
Jakarta : Lentera Hati. Jilid 14. Cet-5.
Tanpa Nama
Pengarang.tt. Indek Untuk Mencari Kata Dalam Al-Qur’an. Tp.
Thabathaba’iy,
Sayyid Muhammad Husain. 1997. Al-Mizan Fii Tafsir al-Qur’an. Bairut :
Muassasah al-A’ma al-Mathbu’at. Juz 19. Cet-1.
Thanthawiy, Syekh
al-Azhar. Dr. Muhammad Sayyid. tt. al-Tafsir al-Wasith Lil Qur’an
al-Karim. Bairut : Dar al-Sa’adah. Juz 14.
Tiflisi, Abu Fadhl
Hubaisy bin Ibrahim. 1981. Wujuh al-Qur’an. Teheran-Irak : Bonyad
al-Qur’an. Cet-4. Edisi Indonesia, Dr. Mehdi Muhaqqeq dan Musa Muzauwir,
Kamus Kecil al-Qur’an : Homonim Kata Secara Alfabetis.tp. 2012.
Link
: www.moh-ababil.blogspot.com
al-Qasim Jarullah Mahmud bin Umar al-Zamakhsyari
al-Jauzy, Tafsir al-Kasysyaf, Cet-3, (Bairut : Dar al-Ma’rifah, 2009),
hal. 1121.
Syekh Muhammad Abdul Athi Buhairi, Nida’atu al-Rahman
Li Ahli al-Iman. Edisi Indonesia : Tafsir Ayat-ayat Yaa Ayyuhal-ladziina
Amanuu, terj: H. Abdurrahman Kasdi, Cet-1, (Jakarta : Pustaka al-Kautsar,
2005), Jilid II, hal. 404.
Dr. Muhammad Sayyid Thanthawy, al-Tafsir al-Wasith li al-Qur’an al-Karim,
(Bairut : Dar al-Sa’adah,tt), hal. 476.
Dr. Muhammad Sayyid Thanthawy, al-Tafsir al-Wasith li al-Qur’an al-Karim,
hal. 476.