NATAL : PENGHORMATAN SANG NABI
“Sikap toleran, menyambut lian,
menghargai ragam pendapat atau pikiran, tak gampang menuduh atau mencurigai
orang hanya lahir dari keluasan, kemendalaman pengetahuan, dan kebersihan
hati.”
Natal
adalah salah satu hari besar yang slalu diperingati oleh Umat Kristiani pada
setiap 25 Desember. Hari ini dipercayai sebagai hari kelahiran Yesus Kristus. Umat Kristani di seluruh dunia
memperingatinya dngan seluruh kesyahduan ritual dan nyanyian-nyanyian kudus
penuh puja dan puji kepada Tuhan. Mereka meyakini Yesus Kristus sebagai juru selamat dan penebus
dosa-dosa manusia. Kelahirannya dipandang sebagai kelahiran manusia agung.
Seluruh hidupya di abdikan untuk membela dan mendampingi rang-orang tertindas,
papa, dan tersisihkan. Gagasan utama yang selalu ditebarkannya sepanjang
hidupnya adalah kasih.
Umat
Islam menyebut Yesus Kritus sebagai
Isa, salah seorang utusan Tuhan, dan ia
sendiri menyebutnya “Hamba Allah”. Mereka menghormati dan
mengagungkannya seperti penghormatan kepada Nabi-nabi dan para Rasul Allah yang
lain. Al-Qur’an menceritakan kelahiran Nabi Isa, as. Dengan cara yang sangat
indah. Ibunya, Maryam disebut dengan Ukhti Harun
“ Saudara Perempuan Harun” karena ia perempuan yang shalihah
seperti Nabi Harun yang saleh. Ketika masih kecil, Nabi Isa sudah bisa
berbicara, hal ini tertera dalm al-Qur’an Surah Maryam ayat 30-34.
Artinya : 30. berkata Isa:
"Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al kitab (Injil) dan Dia
menjadikan aku seorang Nabi. 31. dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati
di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan
(menunaikan) zakat selama aku hidup. 32. dan berbakti kepada ibuku, dan Dia
tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. 33. dan Kesejahteraan
semoga dilimpahkan kepadaKu, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal
dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali". 34. Itulah Isa putera
Maryam, yang mengatakan Perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan
tentang kebenarannya. (QS. Maryam : 30-34).
Lihatlah,
Isa Sang Nabi yang mulia itu, mengucapkan atas kelahiran, kematian, dan
kebangkitannya sendiri. Pernyataannya disebut Tuhan sebagai pernyataan yang
benar dan jujur. Dalam konteks masyarakat Muslim, terutama di Indonesia,
mengucapkan selamat Natal pada momen itu masih kontroversial. Sebagian diantara
mereka, mungkin mayoritas, masih mengharamkannya.
Syekh Dr.
Yusuf al-Qardhawi (ketua ulama’ Islam sedunia asal Mesir), berpendapat
lain. Katanya, “Adalah hak setiap kelompok untuk merayakan hari-hari besarnya
dengan cara tidak melukai orang lain. Juga hak setiap kelompok untuk menyampaikan
ucapan selamat atas haru besar orang lain. Islam tidak melarang kaum muslimin
menyampaikan ucapan selamat kepada warga negara dan tetangga yang ber-Agama
Nasrani (Kristiani) berkaitan dengan hari besar keagamaan mereka karena
hal ini termasuk dalam pengertian al-birru (kebajikan) sebagaimana
dikemukakan dalam firman Allah : Qs. al-Mumtahanah 08. Dan al-Nisa’ : 86.
Syekh Dr.
Mushthafa al-Zarqa menyampaikan pandangan senada, “seorang Muslim yang
mengucapakan selamat kepada teman-temannya atas kelahiran Isa al-Masih as,
menurut saya merupakan hal yang baik dan etika dalam pergaulan sosial. Islam
tidak melarang sikap ini, apalagi Isa al-Masih yang dalam aqidah Islam adalah
Rasul besar dan salah satu Ulul al-Azmi. Mereka sangat dihormati dalam
agama kita. Namun, sayang, mereka (kaum Nasrani) terlalu ekstrim dengan
meyakininya sebaga Tuhan.”
Syekh Dr.
Muhammad Abdullah al-Syarqawi (Prof. Teologi dan Agama-agama, Universitas
Qatar) berpendapat : “dalam momen hari raya Umat Kristiani, Natal, tidaklah
mengapa seorang Muslim menyampaikan ucapan selamat Natal kepada tetangganya,
guru, murid, teman kantor, atau teman sekolahnya ang beragama Nasrani. Ini
merupakan tuntunan Islam yang bijaksana yang menegaskan keharusan kita
bertindak adil dan berbuat baik kepada warga negara yang beragama Kridten
Koptik (Qibthi).”
Ketika
Natal tiba, seluruh warga negeri ini (Mesir) larut dalam kegembiraan
bersama. Mereka memperlihatkan dengan nyata makna kebersamaan dan persaudaraan
meski memiliki keyakinan dan agama berbeda-beda. Disana juga ada semacam
tradisi dimana pemimpin tertinggi Agama Islam dan pemmpin tertinggi Agama
Kristen saling mengucapkan selamat dan menyampaikan simpati pada hari raya
masing-masing. Pemimpin Islam mengucapkan “Selamat Hari Natal” dan
pemimpin tertinggi Kristen “Selamat Idul Fitri”. Mereka tetap dalam
keyakinan dan keimanannya masing-masing. Grand Syekh al-azhar, Dr.
Sayyid Muhammad Thanthawi, selalu hadir dalam perayaan natal umak Kristen
Koptik disana. Ini momen penting bagi perwujudan persaudaraan umat manusia,
perdamaian bangsa, dan penghormatan jenis perbedaan.
Betapa indahnya
sikap toleransi dan kebersamaan relasi dengan kekukuhan keyakinan diri
masing-masing. Al-Qur’an kitab suci kaum Muslimin memang
telah menegaskan dalam surat al-Kafirn ayat 1-6.
Sumber : KH. Husain Muhammad, Menyusuri
Jalan Cahaya, Cet-1, (Yogyakarta : Penerbit Bunyan, 2013), hal. 95-102
Kritik dan Saran Kami tunggu di : Ababilkrejengan@gmail.com
Muslim al-Muderat. Doc
0 komentar:
Posting Komentar