Home » » Aqsam Al-Qur'an (Ababil Krejengan)

Aqsam Al-Qur'an (Ababil Krejengan)



STUDI ULUM AL-QUR’AN
Institut Ilmu Keislaman Zainul Hasan (INZAH) Genggong
Jln. Panglima Sudirman No. 360 Kraksaan – Probolinggo.  Website : www.inzah.co.id

Moh. Ababil Rois
Ababilkrejengan@gmail.com
2016. 12.01.01. 5825. SMT I / B. PAI


AQSAM AL-QUR’AN[1]

A.     Pengertiaan Aqsam al-Qur’an
Aqsam (أقسم)  adalah sumpah yang minimal oleh pengucapnya dinilainya sebagai sumpah yang benar.[2]
Kata qasam (قسم/ sumpah) ini berbeda dengan dengan kata hilf   (حلف) yang juga biasa diartikan sumpah. Perbedaannya antara lain bahwa hilf mengisyaratkan kebohongan sang pengucap atau bahwa sumpah itu berpotensi untuk dibatalkannya dengan membayat kaffarat (sanksi).[3] Orang pertama yang menyusun ilmu Aqsam al-Qur’an adalah Ibnu al-Jauziyah (w. 751 H) yang beliau menulis sebuah kitab Al-Tibyan Fii Aqsam al-Qur’an.[4]
B.     Macam-macam Aqsam al-Qur’an
Dilihat dari segi fi’ilnya, Qasam al-Qur’an itu terdiri dari dua macam ; a. Qasam Dhahir, b. Qasam Mudhmar.
1.     Qasam Dhahir adalah qasam/sumpah yang fi’il qasamnya disebutkan bersama dengan muqsam bihnya.  Contoh QS.16 : 38, QS. 70 : 40 serta  QS. 75 : 1-3.

2.      Qasam Mudhmar adalah qasam yang fi’il qasam dan muqsam bihnya tidak disebutkan (qasam tersimpan), karena kalimatnya terlalu panjang. Contoh QS. 03 : 186.[5]
C.      Unsur-unsur Aqsam al-Qur’an
Seorang ulama’ ahli tafsir asal Indonesia Prof. Dr. M. Quraish Shihab, M.A menyebutkan dalam bukunya Kaidah Tafsir : Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami al-Qur’an  setidaknya unsur-unsur  Aqsam al-Qur’an itu terdiri dari empat unsur, antara lain ;
1.      Al-Halif  atau Al-Muqsim.
Adalah Yang bersumpah, dalam hal ini Allah Swt atau Manusia.
2.      Adat al-Qasam
Adalah huruf atau kata yang menunjuk bahwa ucapan adalah sumpah, yaitu huruf-huruf qasam  (و, ب , ت) waw, ba’ dan ta’.
3.      Muqsam Bihi
Adalah sesuatu yang dijadikan penguat sumpah, yaitu penyebutan nama Allah, zat, sifat atau perbuatan-Nya; demikian fenomena alam dan lain-lain.
4.      Jawab al-Qasam
Adalah suatu informasi yang dikukuhkan.[6]
D.     Contoh Ayat Al-Qur’an Yang Menjadi Obyek Pembahasan Aqsam al-Qur’an.
Allah Swt berfirman dalam QS. Yunus : 53-54
štRqä«Î6.^tFó¡tƒur <,ymr& uqèd ( ö@è% Î) þÎn1uur ¼çm¯RÎ) A,yss9 ( !$tBur OçFRr& šúïÌÉf÷èßJÎ/ ÇÎÌÈ   öqs9ur ¨br& Èe@ä3Ï9 <§øÿtR ôMyJn=sß $tB Îû ÇÚöF{$# ôNytFøù]w ¾ÏmÎ/ 3 (#rŽ| r&ur sptB#y¨Y9$# $£Js9 (#ãrr&u z>#xyèø9$# ( šÅÓè%ur OßgoY÷t/ ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 öNèdur Ÿw tbqßJn=ôàムÇÎÍÈ  
Artinya : Dan mereka menanyakan kepadamu (Muhammad), “benarkah (azab yang dijanjikan) itu.?” Katakanlah, “Iya, Demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan kamu sekali-kali tidak dapat luput (menghindar) darinya.
Dan kalau setiap diri yang zalim (muayrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya dengan itu, dan mereka membunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya.”
QS. 10 : 53-54
Contoh ayat diatas Allah Swt. menyebutkan bahwa mereka orang-orang kafir Quraisy akan bertanya kepada Nabi Muhammad Saw Yakni tentang “benarkah kiamat dan hari berbangkit dari kubur itu, padahal tubuh-tubuh ini telah menjadi tanah?”
Penulis mejadikan ayat diatas sebagai Aqsam al-Qur’an dengan Adat al-Qasam (dengan tanda adanya huruf aqsam/sumpah : Wawu  pada lafadz  Wa Robbiy) dan bisa pula memasukkannya kedalam  Jawab al-Qasam (dengan adanya Penegasan bahwa Allah Swt mampu menghidupkan tulang-tulang yang sudah menjadi tanah sekalipun) dan penulis mengutip penjelasan Imam Abi al-Fida’ Ibnu Katsir dalam tafsirnya Tafsir al-Qur’an al-Adhim atau yang lebih masyhur dengan sebutan Tafsir Ibnu Katsir, beliau menjelaskan sebagai berikut :
Benarkah (azab yang dijanjikan) itu? Katakanlah, “Iya, Demi Tuhanku, sesungguhnya (azab) itu pasti benar dan kamu sekali-kali tidak dapat luput (menghindar) darinya”.
QS. 10 : 53
Maksudnya, keadaan kalian yang telah menjadi tanah bukanlah merupakan halangan bagi Allah untuk mengembalikan kalian menjadi hidup kembali seperti halnya Dia menciptakan kalian dari ketiadaan.[7]
Allah telah berfirman dalam ayat lainnya, yaitu :
!$yJ¯RÎ) ÿ¼çnãøBr& !#sŒÎ) yŠ#ur& $º«øx© br& tAqà)tƒ ¼çms9 `ä. ãbqä3uŠsù ÇÑËÈ  
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu ha­nyalah berkata padanya, "Jadilah!" Maka terjadilah ia.
QS. Yasin: 82
Ayat ini tidak ada yang menyamainya dalam Al-Qur’an kecuali dua ayat lainnya, yaitu dalam surat Saba dalam kaitan Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk bersumpah dengan menyebut nama-Nya terhadap orang-orang yang ingkar akan adanya hari berbangkit, yaitu melalui firman-Nya:
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ÿw $oYÏ?ù's? èptã$¡¡9$# ( ö@è% 4n?t/ În1uur öNà6¨ZtÏ?ù'tGs9 ÉOÎ=»tã É=øtóø9$# ( Ÿw Ü>â÷ètƒ çm÷Ztã ãA$s)÷WÏB ;o§sŒ Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# Ÿwur Îû ÇÚöF{$# Iwur ãtóô¹r& `ÏB šÏ9ºsŒ Iwur çŽt9ò2r& žwÎ) Îû 5=»tGÅ2 &ûüÎ7B ÇÌÈ  
Dan orang-orang yang kafir berkata, "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah, "Pasti datang, demi Tuhanku."
QS. Saba: 3
Dalam surat At-Taghabun juga disebutkan melalui firman-Nya:
zNtãy tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. br& `©9 (#qèVyèö7ム4 ö@è% 4n?t/ În1uur £`èVyèö6çGs9 §NèO ¨bàs¬7t^çGs9 $yJÎ/ ÷Läêù=ÏHxå 4 y7Ï9ºsŒur n?tã «!$# ׎Å¡o ÇÐÈ  
Orang-orang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah, ”Tidak demikian, demi Tuhanku, kalian benar-benar akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan.” Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
 QS. At-Taghabun: 07
Kemudian Allah Swt. menyebutkan bahwa apabila hari kiamat telah terjadi, maka orang kafir sangat berkeinginan seandainya saja dia dapat menebus dirinya dari siksa Allah dengan emas sepenuh bumi sekalipun.[8]
öqs9ur ¨br& Èe@ä3Ï9 <§øÿtR ôMyJn=sß $tB Îû ÇÚöF{$# ôNytFøù]w ¾ÏmÎ/ 3 (#rŽ| r&ur sptB#y¨Y9$# $£Js9 (#ãrr&u z>#xyèø9$# ( šÅÓè%ur OßgoY÷t/ ÅÝó¡É)ø9$$Î/ 4 öNèdur Ÿw tbqßJn=ôàムÇÎÍÈ  
Dan mereka menyembunyikan penyesalannya ketika mereka telah menyaksikan azab itu, dan telah diberi keputusan di antara mereka dengan adil.
QS. Yunus: 54


[1] Penulis  hanya menjelaskan tentang Pengertian, Macam-macam, Unsur-unsur Serta Contoh Aqsam al-Qur’an yang menjadi obyek pembahasan penulis. Untuk penjelasan yang lebih konprehensif bisa merujuk pada referensi-referensi yang penulis jadikan acuan atau yang lainnya.  
[2] M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir : Syarat, Ketentuan, dan Aturan yang Patut Anda Ketahui dalam Memahami al-Qur’an, Cet-3, (Tanggerang : Lentera Hati, 2015), hal. 274
[3] M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir…hal. 274
[4] Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur’an Edisi Lengkap, Cet-11, (Surabaya : CV. Dunia Ilmu, 2013), hal. 360.
[5]  Abdul Djalal H.A, Ulumul Qur’an… hal. 373-374.
[6] M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir…hal. 274
[7]  Abi al-Fida’ Isma’il bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Dimasyqi, Tafssir al-Qur’an al-‘Adhim/Tafsir Ibnu Katsir, Cet-1, (Libanon : Dar Ibnu Hazm, 2006) hal. 935
[8] Abi al-Fida’ Isma’il bin Umar bin Katsir al-Qurasyi al-Dimasyqi, Tafssir al-Qur’an al-‘Adhim… hal. 935

Written by : Your Name - Describe about you

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Etiam id libero non erat fermentum varius eget at elit. Suspendisse vel mattis diam. Ut sed dui in lectus hendrerit interdum nec ac neque. Praesent a metus eget augue lacinia accumsan ullamcorper sit amet tellus.

Join Me On: Facebook | Twitter | Google Plus :: Thank you for visiting ! ::

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar